Mahasiswa Rentan Burnout, Ini Tips Menghadapinya

 

                                            Sumber foto: Pexels

Perjalanan kuliah memang menjadi fase penting dalam kehidupan seseorang, namun di balik keseruannya, banyak mahasiswa yang mengalami tekanan hingga berujung pada kelelahan mental dan fisik atau yang biasa disebut academic burnout. Kondisi ini menjadi semakin umum ditemui, khususnya saat mahasiswa harus menghadapi tuntutan akademik yang padat, adaptasi lingkungan baru, dan ekspektasi terhadap prestasi yang tinggi.

Burnout terjadi ketika seseorang merasa kelelahan secara emosional, kehilangan motivasi, serta mengalami penurunan performa akademik akibat stres berkepanjangan. Hal ini kerap dialami mahasiswa baru yang belum terbiasa dengan ritme perkuliahan yang lebih fleksibel namun menuntut kedisiplinan tinggi. Terlebih lagi, mahasiswa perantauan harus beradaptasi dengan lingkungan sosial dan budaya yang berbeda dari kampung halamannya.

Jika kamu merasa kelelahan, kehilangan semangat, sulit berkonsentrasi, dan mulai menarik diri dari aktivitas sosial, bisa jadi itu adalah tanda-tanda awal burnout. Agar kondisi ini tidak semakin parah, berikut ini beberapa strategi yang bisa dilakukan mahasiswa untuk mengatasinya dan menjaga kesehatan mental selama menempuh pendidikan tinggi.

 

1. Luangkan Waktu untuk Istirahat

Istirahat bukanlah tanda kelemahan, melainkan kebutuhan dasar agar tubuh dan pikiran bisa kembali segar. Jangan memaksakan diri menyelesaikan tugas saat tubuh sudah kelelahan, karena hal itu bisa berdampak buruk pada hasil yang kamu capai. Cobalah untuk menjadwalkan waktu istirahat secara rutin dalam harimu, baik itu dengan tidur cukup, rehat sejenak dari layar laptop, atau sekadar berjalan santai di luar ruangan.

2. Lakukan Hal yang Kamu Sukai

Mengisi waktu luang dengan aktivitas yang menyenangkan bisa menjadi cara efektif untuk mengembalikan semangat belajar. Entah itu mendengarkan musik, memasak, membaca buku fiksi, atau sekadar menonton film kesukaan—semua bisa menjadi "me time" yang bermanfaat. Kegiatan-kegiatan ini akan membantu mengurangi stres dan menjaga keseimbangan hidupmu di tengah tekanan akademik.

3. Buatlah Sebuah Daftar Prioritas

Saat banyak tugas dan kegiatan menumpuk, membuat daftar prioritas menjadi langkah penting. Fokus pada hal-hal yang paling mendesak dan penting terlebih dahulu, lalu kerjakan satu per satu sesuai kemampuan. Hal ini akan membantumu menghindari multitasking berlebihan yang bisa membuat pikiran lebih cepat lelah.

4. Kelilingi Diri dengan Orang-Orang yang Positif

Lingkungan yang suportif sangat berpengaruh terhadap kondisi mental mahasiswa. Berinteraksi dengan orang-orang yang memberikan energi positif, seperti teman dekat atau keluarga, dapat mengurangi beban pikiran. Jangan ragu untuk berbicara dan berbagi cerita tentang apa yang sedang kamu alami—terkadang, sekadar didengarkan saja sudah cukup membuatmu merasa lebih lega.

5. Aktif dalam Kegiatan Sosial

Selain berbagi cerita, bersosialisasi dengan orang-orang di sekitarmu juga penting. Ikut dalam komunitas kampus, organisasi mahasiswa, atau kegiatan sukarela bisa menjadi ajang untuk memperluas relasi sekaligus melepaskan diri sejenak dari tekanan belajar. Interaksi sosial yang sehat mampu membentuk keseimbangan emosional yang baik bagi mahasiswa.

6. Belajar Sesuai Kapasitas Diri

Tak perlu memaksakan diri untuk menjadi yang terbaik di segala hal. Pelajari materi sesuai dengan ritme dan gaya belajar yang paling sesuai untukmu. Mengatur waktu belajar yang realistis dan disiplin akan lebih efektif dibandingkan belajar secara berlebihan tanpa jeda.

7. Lakukan Kegiatan yang Membuat Kamu Nyaman

Memiliki hobi atau aktivitas yang menyenangkan di luar kegiatan akademik dapat menjadi pelampiasan stres yang sehat. Menari, menulis, menggambar, atau sekadar merawat tanaman bisa menjadi media ekspresi sekaligus relaksasi. Dengan begitu, kamu bisa tetap produktif tanpa merasa tertekan.

 

Pada akhirnya, penting untuk diingat bahwa kesehatan mental sama pentingnya dengan prestasi akademik. Setiap mahasiswa memiliki batas energi dan kemampuan masing-masing. Maka, jangan ragu untuk mengambil waktu sejenak dari hiruk-pikuk perkuliahan demi menjaga keseimbangan diri. Bila kamu merasa stres yang dialami sudah di luar kendali, jangan segan mencari bantuan profesional seperti konselor kampus atau psikolog.

Mengelola burnout adalah proses yang membutuhkan kesadaran, kedisiplinan, dan perhatian pada kebutuhan diri sendiri. Dengan strategi yang tepat, masa kuliah bisa tetap menjadi pengalaman yang menyenangkan dan bermakna.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

DAY6 akan Kembali Gelar Konser di Jakarta pada Mei 2025

Hiruk-Pikuk Pasar Tanah Abang Meski Baru Sepekan Puasa Ramadan

Gojek Beri Bonus Hari Raya untuk Mitra Driver Sesuai Arahan Presiden Prabowo