Sekolah Rakyat Akan Dimulai Tahun Ajaran Baru 2025
Sumber
foto: Kompas.com
Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian
Sosial (Kemensos) tengah mempersiapkan program Sekolah Rakyat, yang bertujuan
untuk memberikan akses pendidikan gratis bagi anak-anak dari keluarga miskin
dan miskin ekstrem. Program ini merupakan bagian dari visi Indonesia Emas 2045
dan dijadwalkan mulai beroperasi pada Juli 2025, bertepatan dengan tahun ajaran
baru 2025-2026.
Menteri
Sosial Saifullah Yusuf menjelaskan bahwa penerimaan peserta didik di Sekolah
Rakyat akan didasarkan pada Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN).
Anak-anak yang berada dalam kategori desil 1 dan desil 2 dari data tersebut
berhak mengikuti pendidikan di Sekolah Rakyat.
Sekolah
Rakyat dirancang sebagai sekolah berasrama (boarding school) dengan
fasilitas yang sepenuhnya ditanggung oleh negara. Para siswa akan mendapatkan seragam,
makanan, asrama, peralatan sekolah, hingga kebutuhan harian lainnya secara
gratis. Kurikulumnya masih dalam tahap pembahasan oleh Kementerian Pendidikan
Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendikti Saintek) serta Kementerian Pendidikan
Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen).
Menurut
Saifullah Yusuf, Sekolah Rakyat akan dibuka untuk jenjang SD, SMP, dan SMA,
dengan standar pendidikan nasional. Selain pelajaran akademik, kurikulum juga
akan menekankan penguatan karakter, kepemimpinan, nasionalisme, serta
keterampilan hidup. Pemerintah juga sedang mempertimbangkan apakah jenjang
pendidikan menengah akan berbentuk SMA atau SMK, tergantung pada kesiapan siswa
setelah lulus. Jika berbentuk SMK, maka lulusan diharapkan siap kerja,
sementara lulusan SMA didorong untuk melanjutkan ke perguruan tinggi.
Pemerintah
menargetkan pembangunan 200 Sekolah Rakyat yang tersebar di berbagai daerah.
Namun, untuk tahap awal pada tahun ajaran 2025-2026, baru 53 sekolah yang
dipastikan siap beroperasi. Sekolah-sekolah ini akan tersebar di berbagai
wilayah seperti Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Timur,
Kalimantan, dan Papua. Sementara itu, 82 sekolah lainnya masih dalam
proses asesmen lahan dan bangunan sebelum mulai dibangun.
"Jumlah
sekarang ada 82 yang sedang dalam tahap asesmen oleh Kementerian Pekerjaan Umum
(PU)," ujar Saifullah Yusuf.
Proses
Pendaftaran Siswa dan Rekrutmen Guru
Pendaftaran
calon siswa Sekolah Rakyat akan dimulai pada April 2025, bersamaan dengan
rekrutmen tenaga pengajar. Proses seleksi siswa akan melalui beberapa tahapan,
mulai dari tes psikologi, tes akademik, hingga tes kesehatan.
Di
sisi lain, pemerintah juga tengah mematangkan proses rekrutmen guru. Terdapat
dua opsi yang sedang dipertimbangkan, yaitu tenaga pengajar dari ASN (Aparatur
Sipil Negara) atau guru yang telah memiliki Sertifikat Pendidikan Profesi Guru
(PPG). Diperkirakan akan ada 60.000 tenaga pengajar yang direkrut untuk
mendukung program ini. Setelah lolos seleksi, para guru akan menjalani pelatihan
selama satu bulan sebelum mulai mengajar pada Juli 2025.
Meskipun
sudah dijadwalkan akan beroperasi pada tahun ajaran baru mendatang, pemerintah
masih menyusun anggaran pasti yang dibutuhkan untuk menjalankan program ini.
Saifullah Yusuf menjelaskan bahwa 100 sekolah pertama akan didanai oleh Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), sementara 100 sekolah lainnya akan
mengandalkan pendanaan dari pihak swasta.
“Anggarannya
masih dalam perhitungan, nanti akan diumumkan berapa alokasi per siswa,” ujar
Saifullah saat meninjau salah satu lokasi Sekolah Rakyat di Jakarta Selatan.
Dengan
adanya Sekolah Rakyat, pemerintah berharap dapat memberikan akses pendidikan
yang lebih baik bagi anak-anak dari keluarga miskin, sekaligus mengurangi angka
putus sekolah. Selain sebagai solusi pemerataan pendidikan, program ini juga
diharapkan dapat menciptakan sumber daya manusia yang lebih berkualitas menuju Indonesia
Emas 2045.
Komentar
Posting Komentar